Di depan tempatku duduk sekarang
Baru saja tumbuh sebatang pohon kering
Daunnya hilang
Akarnya hilang
Tinggal ranting-ranting
Setiap ujungnya menunjuki dinding-dinding peninggalan manusia-manusia asing
Di depan tempatku bersimpuh sekarang
Baru saja berdiri sebatang pohon tua
Daunnya tiada
Akarnya tiada
Tinggal kata-kata
Bergelantungan di tiap dahannya tak terbaca siapa-siapa
Di depan tempatku telentang sekarang
Baru saja tegak sebatang pohon buku
Daunnya kaku
Akarnya beku
Tinggal aku dan aku dan aku dan banyak sekali aku-aku
Kebingungan mencari tahu aku yang mana yang sedang dibunuh pelan-pelan oleh rindu
Rotterdam, 27 Juni 2013
Ditengah lalulintas sajak para penyair Makassar International Writers Festival.
anhardanaputra 